Sabtu, 14 Desember 2013

Pencegahan Infeksi Yang Harus Dilakukan Oleh Bidan


Mikro organisme (micro organism) – yaitu organisme mikroskopik mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion dan viroid – ada di sekeliling kita :
·           pada diri kita sendiri : pada kulit, saluran pernafasan bagian atas dan saluran intestinal genital.
·           pada hewan, tumbuhan, tanah, udara dan air yang ada di sekitar kita.
·           pada perkakas dan peralatan kerja kita.


INFEKSI

Pada suatu keadaan tertentu mikro organisme dapat saja masuk ke dalam tubuh kita dan menggunakan sarana yang ada dalam diri kita untuk memperbanyak diri sebagai parasit, sehingga menyebabkan kita sakit atau terjangkit penyakit. Inilah yang dimaksud dengan istilah infeksi dalam dunia kesehatan.

Namun demikian, tidak serta merta semua mikro organisme yang ada di dalam tubuh kita dapat disebut sebagai infeksi. Bahkan beberapa mikro organisme dalam jumlah tertentu tidak mengganggu kesehatan, justru dibutuhkan oleh tubuh. Bagaimana pun kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap mikro organisme penginfeksi yang dapat menyebabkan penyakit (patogen) melalui penerapan berbagai cara perlindungan diri sebagai upaya pencegahan infeksi yang dilakukan secara konsisten.


PENYAKIT MENULAR

Penyakit yang dijangkitkan oleh mikro organisme penginfeksi disebut sebagai penyakit menular. Secara umum infeksi mikro organisme patogen dapat terjadi melalui dua jalan, yaitu :
·           terpapar oleh antigen dari luar tubuh; pada mikro organisme yang dapat bertahan hidup cukup lama di luar tubuh.
·           difusi cairan tubuh atau jaringan; pada mikro organisme yang tidak dapat hidup lama di luar tubuh.

Penting dicatat di sini bahwa meskipun suatu mikro organisme patogen tidak dapat bertahan hidup lama di luar tubuh, namun apabila terjadi paparan pada luka, maka tetap akan dapat berakibat fatal.

Berikut ini adalah beberapa contoh penyakit-penyakit menular yang perlu mendapat perhatian untuk diwaspadai :
·           sepsis puerperal
·           tubekulosis
·           kolera
·           skabies
·           herpes
·           rabies
·           siphilis/GO
·           hepatitis (B, C, dan D)
·           HIV/AIDS


STRATEGI PENCEGAHAN INFEKSI

Kontak dengan pasien merupakan suatu keniscayaan bagi seorang bidan yang tidak dapat dihindari, khususnya pada saat menolong persalinan yang adalah persalinan vaginal. Bisa jadi pasien yang sedang dilayani mengidap suatu penyakit, atau pada peralatan yang digunakan terdapat patogen tertentu, atau pada lingkungan tempat kerja terdapat patogen yang ditinggalkan oleh pasien lain sebelumnya. Oleh sebab itu penerapan strategi yang tepat untuk mencegah terjadinya infeksi menjadi sangat penting pada setiap pelayanan yang diberikan. Tujuan utama dari strategi pencegahan infeksi ini adalah :
·           melindungi klien / pasien dari infeksi
·           melindungi diri sendiri; sebagai seorang bidan yang dituntut untuk memberikan pelayanan, dari infeksi

Sebagian besar infeksi yang berasal dari seseorang yang terjangkit suatu penyakit terjadi melalui paparan darah dan cairan tubuh. Meskipun demikian pada beberapa penyakit infeksi dapat terjadi melalui udara yang berasal dari saluran pernafasan. Satu hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah bahwa infeksi dapat terjadi dan tersebar luas sekalipun gejala penyakit tersebut belum muncul. Inilah yang harus dijadikan sebagai dasar bagi seorang bidan untuk selalu bersikap waspada, yaitu memperlakukan semua pasien seakan-akan terinfeksi.

Berikut adalah strategi pencegahan infeksi yang perlu dilakukan oleh bidan :
1)             Cuci tangan.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien merupakan strategi paling dasar untuk mencegah infeksi.
2)             Gunakan sarung tangan.
Selalu menggunakan sarung tangan ketika menyentuh bagian tubuh pasien; terutama yang basah, selaput mukosa, cairan tubuh (sekresi atau ekskresi), sampah medis dan peralatan yang terkontaminasi.
3)             Gunakan alat pelindung diri.
Menggunakan alat pelindung; seperti pelindung mata, pelindung wajah, pelindung kaki dan celemek plastik, sangat penting untuk melindungi diri dari percikan cairan tubuh apa pun, khususnya pada saat menolong persalinan.
4)             Praktek kerja aman.
Menjaga lingkungan kerja selalu aman dari infeksi, membuang sampah medis secara benar, mematahkan atau membengkokan jarum setelah digunakan, melepaskan jarum alat suntik sebelum dibuang dan membuang alat tajam secara aman.
5)             Segera menaruh jarum dan alat suntik yang telah digunakan ke dalam safety box.
6)             Menutup jarum suntik dengan satu tangan.

Tindakan apa yang harus dilakukan apabila terpapar ?
1)             Untuk paparan pada kulit atau selaput mukosa, cuci bagian yang terpapar segera dengan sabun dan air, kemudian bilas sampai bersih untuk menghilangkan partikel yang berpotensi menularkan.
2)             Apabila terjadi luka tusuk atau tersayat, biarkan darah mengalir. Kemudian bersihkan dan bilas luka dengan air dan sabun.
3)             Untuk paparan pada mata, cuci mata segera dengan air bersih. Kemudian lakukan irigasi dengan saline normal.


Paparan beresiko tinggi apabila:
·                Terpapar pada bagian tubuh yang terluka cukup dalam.
·                Terjadi luka disebabkan oleh alat yang pada alat tersebut jelas terdapat adanya darah pasien.
·                Terjadi luka yang disebabkan oleh alat yang sebelumnya diletakkan di vena atau arteri pasien (jarum suntik atau jarum infus).

Catatan :
Hendaknya strategi pencegahan infeksi senantiasa diterapkan sebelum, selama dan setelah melakukan setiap tindakan. Kelalaian menerapkan dalam praktek rutin dapat menimbulkan dampak yang membahayakan keselamatan bagi bidan dan pasien / klien.

1 komentar: